Masyarakat Standardisasi Indonesia


Warning: Undefined array key "hide_archive_titles" in /home/mastanor/public_html/wp-content/themes/modern-business/includes/theme-functions.php on line 233

Category: Info Singkat Standardisasi

Ikhtisar ISO/IEC 20000 Series

Kali ini MASTAN menampilkan informasi tentang ISO IEC 2000 series, yang beberapa dari standar internasional tersebut telah diadopsi menjadi SNI  secara identik. Harapan kami agar para pengguna dari standar tersebut mendapatkan gambaran kelompok ISO IEC 20000 saling terhubung serta kaitannya dengan standar internasional atau laporan teknis lainnya. Dengan demikian, pengguna dapat merancang suatu sistem manajemen layanan, terutama sector IT secara holistic, efisien dan efektif.

Kelompok ISO/IEC 20000 series adalah sebagai berikut:

  1. ISO/IEC 20000-1: Information technology – Service management – Part 1: Service management system requirement (sudah diadopsi menjadi SNI ISO/IEC 20000-1:2018. Teknologi informasi – Manajemen layanan – Bagian 1: Persyaratan sistem manajemen layanan (ISO/IEC 20000-1:2018, IDT)
  2. ISO/IEC 20000-2: Guidance on the application of service management systems (sudah di adopsi menjadi SNI ISO/IEC 20000-2:2019: Judul Standar: Teknologi informasi — Manajemen layanan — Bagian 2: Pedoman penerapan sistem manajemen layanan (ISO/IEC 20000-2:2019, IDT dan SNI ISO/IEC20000-2:2019/Amd 1:2020 Teknologi informasi – Manajemen layanan – Bagian 2: Panduan penerapan sistem manajemen layanan Amendemen 1 (ISO/IEC 20000-2:2019/Amd 1:2020, IDT)
  3. ISO/IEC 20000-3: Guidance on scope definition and applicability of ISO/IEC 20000-1 (sudah diadopsi menjadi SNI ISO/IEC 20000-3:2019 Teknologi informasi – Manajemen layanan – Bagian 3: Pedoman pendefinisian ruang lingkup dan penerapan ISO/IEC 20000-1 (ISO/IEC 20000-3:2019, IDT)
  4. ISO/IEC TR 20000-5: Exemplar implementation plan for ISO/IEC 20000-1
  5. ISO/IEC 20000-6 Requirements for bodies providing audit and certification of service management systems (sudah diadopsi menjadi SNI ISO/IEC 20000-6:2017 Teknologi informasi – Manajemen layanan – Bagian 6: Persyaratan bagi lembaga penyelenggara audit dan sertifikasi sistem manajemen layanan (ISO/IEC 20000-6:2017, IDT)
  6. 6. ISO/IEC TR 20000-7:2019 Information technology — Service management — Part 7: Guidance on the integration and correlation of ISO/IEC 20000-1:2018 to ISO 9001:2015 and ISO/IEC 27001:2013 (Sudah diadopsi menjadi SNI ISO/IEC 20000-7:2019 Teknologi informasi – Manajemen layanan – Bagian 7: Panduan integrasi dan korelasi dari ISO/IEC 20000-1:2018 dengan ISO 9001:2015 dan ISO/IEC 27001:2013 (ISO/IEC 20000-7:2019, IDT)
  7. ISO/IEC TR 20000-11: Guidance on the relationship between ISO/IEC 20000-1 and service management frameworks:ITIL® (sudah diadopsi menjadi SNI ISO/IEC TR 20000-11:2015 Teknologi informasi – Manajemen layanan – Bagian 11: Panduan hubungan antara SNI ISO/IEC 20000-1:2013 dan kerangka kerja manajemen layanan: ITIL® (ISO/IEC TR 20000-11:2015, IDT, Eng)
  8. ISO/IECTR 20000-12:2016, Guidance on the relationship between ISO/ IEC 20000-1:2011 and service management frameworks: CMMI-SVC® (sudah diadopsi menjadi SNI 8534-12:2018 ISO/IEC TR 20000-12:2016 Teknologi informasi – Manajemen layanan – Bagian 12: Pedoman hubungan antara ISO/IEC 20000-1:2011 dan kerangka kerja manajemen layanan: CMMI-SVC® (ISO/IEC TR 20000-12:2016, IDT, Eng)

Kelompok ISO/IEC 20000 terdiri dari beberapa kelompok standar seperti tersebut di atas yang saling terhubung, yang seluruhnya selaras dengan ISO/IEC 20000-1. Kelompok standar tersebut dapat berupa Standar Internasional (International Standards) atau Laporan Teknis.

ISO/IEC 20000 (seluruh bagian) dirancang untuk digunakan oleh organisasi yang menyediakan jasa/layanan (service) untuk pelanggan internal dan eksternal dalam hal memampukan organisasi untuk:

  1. menyampaikan layanan yang memenuhi kebutuhan bisnis dan persyaratan layanan sebagaimana disetujui oleh organisasi dan pelanggannya.
  2. untuk memahami apa yang diperlukan untuk meningkatkan mutu layanan yang disampaikan kepada pelanggan mereka, baik eksternal maupun internal.

 

Penjelasan singkat kelompok ISO/IEC 20000 series

ISO/IEC 20000-1:2018 Service management system requirements

Seluruh pesyaratan yang dijelaskan dalam ISO/IEC 20000-1 bersifat generik dan dimaksudkan untuk dapat diterapkan ke semua organisasi tanpa memandang jenis, ukuran, maupun sifat dari layanan yang disampaikan. ISO/IEC 20000-1 tidak tergantung dengan teknologi yang dapat digunakan untuk memampukan penyampaian layanan. Organisasi tidak boleh meniadakan persyaratan yang dimuat di dalam ISO/IEC 20000-1, Pasal 4 sampai 10 apabila mereka berniat untuk mengklaim keselarasan dengan ISO/IEC 20000-1, terlepas dari sifat organisasi itu sendiri

ISO/IEC 20000-1 menjelaskan persyaratan minimum bagi organisasi untuk menetapkan dan mengelola suatu SMS yang digunakan untuk menyampaikan layanan untuk mendukung tujuan bisnis dan persyarayan pelanggan. ISO/IEC 20000-1 dapat digunakan sebagai dasar penilaian keselarasan untuk organisasi yang ingin mendemonstrasikan serta meningkatkan kemampuan dan efisiensi dari SMS mereka. Standar ini juga dapat digunakan oleh:

  1. Pelanggan yang sedang mencari layanan/jasa dan membutuhkan jaminan terkait mutu dari layanan tersebut; dan pelanggan yang membutuhkan pendekatan yang konsisten untuk siklus hidup layanan oleh penyedia layanan, termasuk mereka yang berada di rantai pasokan;
  2. Organisasi yang berniat mendemonstrasikan kemampuannya dan dalam perencanaa, desain, transisi, penyampaian, dan peningkatan layanan; dan monitoring serta evaluasi dari SMS dan layanan miliknya;
  3. Digunakan oleh organisasi untuk meningkatkan perencanaan, desain, transisi, penyampaian, dan peningkatan layanan dengan cara penerapan dan pengoperasian SMS yang efektif;
  4. Organisasi atau pihak lain yang melakukan penilaian keselarasan terhadap persyaratan yang ditetapkan dalam ISO/IEC20000-1;
  5. Penyedia pelatihan atau saran dalam manajemen layanan.

 

ISO/IEC 20000-2 Guidance on application of service management systems

ISO/IEC 20000-2 memberikan panduan tentang penerapan SMS berdasarkan ISO/IEC 20000-1. Dalam ISO/ IEC 20000-2 diberikan contoh dan saran untuk memampukan organisasi dalam menginterpretasikan dan menerapkan ISO/ IEC 20000-1, termasuk referensi terkait bagian lain dari ISO/IEC 20000 dan ISO lainnya yang relevan. ISO/IEC 20000-2 bersifat independen terhadap kerangka kerja praktik terbaik yang spesifik.

Hubungan antara ISO/IEC 20000-2 dan ISO/IEC 20000-1

ISO/IEC 20000-2:2012 mencerminkan struktur ISO/IEC 20000-1:2011 dan memberikan panduan dan contoh dari setiap Pasal.

Contoh yang diberikan dalam ISO/IEC 20000-2:2012 antara lain antarmuka dan titik integrasi di antara baik proses maupun komponen lain dari SMS seperti kebijakan manajemen layanan dan rencana manajemen layanan. Contoh tersebut dapat digunakan untuk membantu organisasi dalam memahami bagaimana SMS harus berfungsi sebagai suatu sistem terintegrasi dan semua komponen dalam SMS memiliki saling ketergantungan.

 

ISO/IEC 20000-3 Guidance on scope definition and applicability of ISO/IEC 20000-1

ISO/IEC 20000-3 memberikan panduan bagi organisasi untuk membuat keputusan kunci terkait penerapan SMS dan mempersiapkan diri untuk penilaian keselarasan terhadap ISO/IEC 20000-1.

ISO/IEC 20000-3 memberikan panduan tentang definisi lingkup dan keberlakuan dari ISO/IEC 20000-1 untuk memampukan organisasi dalam menyiapkan diri guna penilaian SMS dengan lingkup yang valid dan dapat diterapkan.

Mengingat cakupan dan kompleksitas potensial dari organisasi yang ingin mencapai keselarasan dengan ISO/ IEC 20000-1, memvalidasi keberlakuan dan mendefinisikan lingkup untuk SMS dapat menjadi isu yang sulit. ISO/IEC 20000-3 melingkupi seperangkat skenario untuk memberi panduan saat menilai keberlakuan dan menetapkan lingkup.

Hubungan antara ISO/IEC 20000-3 dan ISO/IEC 20000-1

ISO/IEC 20000-3 memberikan panduan terkait pasal spesifik dari ISO/IEC 20000-1, untuk memahami dari awal tentang proyek penerapan SMS. Pasal yang dimaksud adalah pasal yang membahas penerapan, lingkup dari SMS dan kontrol dari pihak yang terlibat dalam siklus hidup layanan. Panduan dalam ISO/IEC 20000-3 sifatnya melengkapi ISO/IEC 20000-2:2012

 

ISO/IEC TR 20000-5:2013 Exemplar implementation plan for ISO/IEC 20000-1

ISO/IEC TR 20000-5:2013 memberikan panduan bagi organisasi yang sedang dalam proses penerapan  suatu SMS, maupun bagi pihak yang memberi saran kepada organisasi tersebut. Cakupan panduan dalam ISO/IEC TR 20000-5:2013 meliputi 3 tahapan, yaitu proses pendekatan untuk perencanaan, penerapan, dan peningkatan SMS yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam ISO/IEC 20000-1:2011

Hubungan antara ISO/IEC TR 20000-5:2013 dan ISO/IEC 20000-1

ISO/IEC TR 20000-5:2013 memetakan persyaratan yang ditetapkan dalam ISO/IEC 20000-1:2011 ke dalam tiga tahapan proyek yang direkomendasikan.

ISO/IEC TR 20000-5:2013 dapat digunakan bersama ISO/IEC 20000-2:2012 untuk memberikan detil yang lebih baik untuk mendukung pendekatan proyek. ISO/IEC TR 20000-5:2013 juga dapat digunakan bersama ISO/IEC 20000-3:2012 untuk memberi panduan tentang lingkup dan keberlakuan pada saat tahap awal proyek.

 

ISO/IEC 20000-6:2017 Requirements for bodies providing audit and certification of service management systems

ISO/IEC 20000-6:2017 menjelaskan persyaratan dan memberikan panduan untuk badan sertifikasi yang melakukan audit dan sertifikasi SMS sesuai dengan ISO/IEC 20000-1. Standar ini dapat diterapkan dalam baik edisi 2011 maupun 2018 dari ISO/IEC 20000-1. Penggunaan ISO/IEC 20000-6 adalah sebagai tambahan dari ISO/IEC 17021-1. 

Hubungan antara ISO/IEC 20000-6:2017 dan ISO/IEC 20000-1

ISO/IEC 20000-6:2017 memampukan badan sertifikasi untuk menyelaraskan penerapan ISO/IEC 17021-1 untuk penilaian terhadap ISO/IEC 20000-1:2011 dan ISO/IEC 20000-1:2018. Standar ini juga memampukan badan akreditasi untuk menyelaraskan penerapan standar yang mereka gunakan untuk menilai badan sertifikasi.

 

ISO/IEC TR 20000-7:2019 Information technology — Service management — Part 7: Guidance on the integration and correlation of ISO/IEC 20000-1:2018 to ISO 9001:2015 and ISO/IEC 27001:2013

Dokumen ini memberikan panduan tentang implementasi terintegrasi dari sistem manajemen layanan (SMS) sebagaimana ditentukan dalam ISO/IEC 20000-1 dengan sistem manajemen mutu (SMM) sebagaimana ditentukan dalam ISO 9001 dan sistem manajemen keamanan informasi (ISMS) sebagaimana ditentukan dalam ISO/IEC 27001.

Dokumen Ini ditujukan bagi organisasi yang bermaksud untuk:

  1. menerapkan ISO 9001 ketika ISO/IEC 20000-1 sudah diterapkan, atau sebaliknya;
  2. menerapkan ISO/IEC 27001 ketika ISO/IEC 20000-1 sudah diterapkan, atau sebaliknya;
  3. mengimplementasikan ISO 9001 dan ISO/IEC 20000-1 secara bersamaan, atau mengimplementasikan ISO/IEC 27001 dan ISO/IEC 20000-1 secara bersamaan;
  4. menerapkan ISO/IEC 20000-1, ISO 9001 dan ISO/IEC 27001 secara bersama-sama; atau
  5. mengintegrasikan sistem manajemen yang ada berdasarkan ISO/IEC 20000-1, ISO 9001 dan ISO/IEC 27001.

Dalam praktiknya, SMS, SMM atau SMKI juga dapat diintegrasikan dengan standar sistem manajemen (MSS) lainnya, seperti ISO 22301 atau ISO 55001.

Dalam dokumen ini:

Pasal 4 memberikan pengantar ISO/IEC 20000-1, HLS MSS yang ditentukan dalam Arahan ISO/IEC Bagian 1 dan pertimbangan untuk integrasi MSS.

Pasal 5 memberikan pengantar ISO 9001, persamaan dan perbedaan dengan ISO/IEC 20000-1 dan pertimbangan untuk integrasi SMS dengan SMM.

Pasal 6 memberikan pengantar ISO/IEC 27001, persamaan dan perbedaan dengan ISO/IEC 20000-1 dan pertimbangan untuk integrasi SMS dengan SMKI.

Pasal 7 melihat pertimbangan untuk integrasi SMS, SMM, dan SMKI.

Dokumen ini juga memberikan informasi korelasi istilah dan definisi ISO/IEC 20000-1 dengan ISO 9001 dan ISO/IEC 27001 pada Lampiran A. Korelasi pasal ISO/IEC 20000-1 dengan ISO 9001 ditunjukkan pada Lampiran B. Korelasi pasal ISO/IEC 20000-1 dengan ISO/IEC 27001 ditunjukkan pada Lampiran C.

(Sumber : ISO/IEC TR 20000-7:2019 Information technology — Service management — Part 7: Guidance on the integration and correlation of ISO/IEC 20000-1:2018 to ISO 9001:2015 and ISO/IEC 27001:2013 )

 

ISO/IEC TR 20000-11:2015 Guidance on the relationship between ISO/IEC 20000- 1:2011 and service management frameworks: ITIL®*)

ISO/IEC TR 20000-11 adalah Laporan Teknis yang memberikan panduan tentang hubungan antara ISO/ IEC 20000-1:2011 dengan kerangka kerja manajemen layanan yang umum digunakan, yakni ITIL®. Edisi kerangka kerja ITIL edisi terbitan tahun 2011.

ISO/IEC TR 20000-11:2015 dapar membantu pembaca dalam menghubungkan persyaratan yang dijelaskan dalam ISO/IEC 20000- 1:2011 dengan teks pendukung di dalam kerangka kerja manajemen layanan ITIL® yang umum digunakan

Hubungan antara ISO/IEC TR 20000-11 dan ISO/IEC 20000-1

ISO/IEC 20000-1:2011 dan ITIL® berdiri sendiri, tetapi kedua nya memiliki kemiripan dan  korelasi yang kuat antara sebagian besar panduan dalam ITIL®*) dan persyaratan dalam ISO/IEC 20000-1:2011. Pengecualian yang ada pada umumnya terkait dengan perbedaan fungsi, format, struktur, dan gaya.

 

ISO/IEC TR 20000-12:2016 Guidance on the relationship between ISO/IEC 20000- 1:2011 and service management frameworks: CMMI-SVC®**)

ISO/IEC TR 20000-12 memberikan panduan tentang hubungan antara ISO/IEC 20000-1:2011 dan CMMI- SVC® V1.3 (Maturity levels 1 – 3).

ISO/IEC TR 20000-12:2016 dapat membantu pembaca menghubungkan persyartan yang dijelaskan dalam ISO/IEC 20000- 1:2011 dengan teks pendukung di dalam kerangka kerja manajemen layanan CMMI- SVC®**) yang umum digunakan

ISO/IEC TR 20000-12 dapat digunakan oleh organisasi atau orang yang ingin memahami bagaimana CMMI- SVC® dapat digunakan secara bersama dengan ISO/IEC 20000-1:2011.

Catatan:

*) ITIL adalah merek dagang terdaftar dari AXELOS Limited, dan digunakan dengan ijin dari AXELOS Limited. Seluruh hak cipta dilindungi undang-undang.

**) CMMI-SVC adalah merek dagang terdaftar dari CMMI Institute.

Hubungan antara ISO/IEC TR 20000-12 dan ISO/IEC 20000-1

ISO/IEC 20000-1:2011 dan CMMI-SVC® V1.3 (Maturity levels 1 – 3) mendemonstrasikan kesamaan dalam struktur dan isi. Kedua dokumen ini dapat digunakan untuk memperlihatkan keselarasan konsep sistem layanan. Dalam kasus ISO/IEC 20000- 1:2011, hal yang dinilai adalah SMS. Sementara, dalam CMMI-SVC®, hal yang dinilai adalah kemampuan dan maturitas  organisasi. Konsep dasar kedua dokumen tersebut berdasarkan pada konsep managemen sistem layanan yang memiliki persyaratan dan panduan tentang kontinuitas, permintaan layanan, kapasitas dan ketersediaan.

 

Standar Internasional dan Laporan Teknis lain yang terkait antara lain:

ISO/IEC 20000-1.memiliki keterkaitan yang erat dengan ISO/IEC 27013:2021, Information security, cybersecurity and privacy protection — Guidance on the integrated implementation of ISO/IEC 27001 and ISO/IEC 20000-1

ISO/IEC 27013:2021memberikan panduan tentang penerapan terintegrasi ISO/IEC 27001 dan ISO/IEC 20000-1 bagi organisasi yang bermaksud untuk:

  1. menerapkan ISO/IEC27001 ketika ISO/IEC 20000-1 sudah diterapkan, atau sebaliknya;
  2. mengimplementasikan ISO/IEC27001 dan ISO/IEC 20000-1 secara bersamaan; atau
  3. mengintegrasikan sistem manajemen yang ada berdasarkan ISO/IEC27001 dan ISO/IEC 20000-1.

Dokumen ini secara eksklusif berfokus pada implementasi terintegrasi dari sistem manajemen keamanan informasi (ISMS) sebagaimana ditentukan dalam ISO/IEC 27001 dan sistem manajemen layanan (SMS) sebagaimana ditentukan dalam ISO/IEC 20000-1.

(Sumber : ISO/IEC 27013:2021, Information security, cybersecurity and privacy protection — Guidance on the integrated implementation of ISO/IEC 27001 and ISO/IEC 20000-1)

Referensi yang dirujuk:

ISO/IEC 2000-10: 2018 Information technology — Service management — Part 10: Concepts and vocabulary (sudah diadopsi menjadi SNI ISO/IEC 20000-10:2018 Teknologi informasi – Manajemen layanan – Bagian 10: Konsep dan kosakata (ISO/IEC 20000-10:2018, IDT, Eng)

Demikian informasi seputar ISO/IEC 20000 series (RAP/nus)

Continue Reading

Seputar Kelompok ISO 27000 — Information Security Management System (ISMS)

Umum

Kelompok standar ISMS terdiri dari standar yang saling terhubung. Standar ini terbagi menjadi tiga kelompok berdasarkan fokusnya, yakni:

  • Standar yang menjelaskan persyaratan ISMS (ISO/IEC 27001);
  • Persyaratan untuk badan sertifikasi (ISO/IEC   27006) yang mensertifikasi kesesuaian dengan ISO/IEC 27001; dan
  • Kerangka kerja persyaratan tambahan untuk implementasi ISMS di sektorspesifik (ISO/IEC 27009).

 

Standar yang menjelaskan persyaratan, yaitu:

ISO/IEC 27001 Information technology — Security techniques — Information security management systems — Requirements (sudah diadopsi menjadi SNI ISO/IEC 27001:2013 Teknologi informasi — Teknik keamanan — Sistem manajemen keamanan informasi — Persyaratan (ISO/IEC 27001:2013, IDT)

Standar ini mejelaskan persyaratan untuk menetapkan, menerapkan, mengoperasikan, memantau, meninjau, memelihara, dan meningkatkan sistem manajemen keamanan informasi (ISMS) yang telah diformalkan/dirumuskan.

 

ISO/IEC 27006 Information technology — Security techniques — Requirements for bodies providing audit and certification of information security management systems

Standar ini menjelaskan persyaratan dan memberikan panduan bagi badan yang melakukan audit dan sertifikasi ISMS sesuai dengan ISO/IEC 27001, di samping persyaratan yang dimuat di dalam ISO/IEC 17021.

ISO/IEC 27006 melengkapi/menjadi suplemen dari ISO/IEC 17021 dalam memberika persyaratan yang menjadi dasar akreditasi untuk badan sertifikasi.

 

ISO/IEC 27009 Information technology — Security techniques — Sector-specific application of ISO/IEC 27001 — Requirements

ISO/IEC 27009 bertujuan untuk memastikan persyaratan yang ditambahkan atau diperbaiki untuk mengakomodasi penerapan di sektor spesifik tidak bertentangan dengan ISO/IEC 27001.

 

Standar yang menjelaskan panduan umum, yaitu:

ISO/IEC 27002 Information technology — Security techniques — Code of practice for information security controls

ISO/IEC 27002 memberikan panduan untuk penerapan kontrol keamanan informasi.

 

ISO/IEC 27003 Information technology — Security techniques — Information security management — Guidance (sudah diadopsi menjadi SNI ISO/IEC 27003:2017 Teknologi informasi — Teknik keamanan — Sistem manajemen keamanan informasi — Panduan (ISO/IEC 27003:2017, IDT, Eng)

Standar ini memberikan penjelasan dan panduan tentang penerapan ISO/IEC 27001 agar berhasil sesuai dengan persyaratan dalam standar tersebut

 

ISO/IEC 27004 Information technology — Security techniques — Information security management — Monitoring, measurement, analysis and evaluation (sudah diadopsi menjadi SNI ISO/IEC 27004:2016 Teknologi informasi — Teknik keamanan — Sistem manajemen keamanan informasi — Pemantauan, pengukuran, analisis dan evaluasi (ISO/IEC 27004:2016, IDT, Eng)

Standar ini memberikan panduan yang bertujuan untuk membantu organisasi dalam mengevaluasi kinerja keamanan informasi dan efektivitas ISMS dalam rangka pemenuhan ISO/IEC 27001:2013, 9.1.

Standar ini mencakup, pertama, pemantauan dan pengukuran kinerja kemanan informasi serta efektivitas ISMS termasuk proses dan kontrolnya. Kedua,  analisa dan evaluasi hasil dari pemantauan dan pengukuran

 

ISO/IEC 27005 Information technology — Security techniques — Information security risk management (sudah diadopsi menjadi SNI ISO/IEC 27005:2018 Teknologi informasi — Teknik keamanan — Manajemen risiko keamanan informasi (ISO/IEC 27005:2018, IDT, Eng)

ISO/IEC 27005 memberikan panduan dalam menerapkan pendekatan manajemen risiko berbasis proses untuk mendukung penerapan dan pemenuhan persyaratan manajemen risiko keamanan informasi yang baik sesuai dengan ISO/IEC 27001.

 

ISO/IEC 27007 Information technology — Security techniques — Guidelines for information security management systems auditing (sudah diadopsi menjadi SNI ISO/IEC 27007:2017 Teknologi informasi — Teknik keamanan — Pedoman audit sistem manajemen keamanan informasi (ISO/IEC 27007:2017, IDT, Eng)

Standar ini memberikan panduan dalam melakukan audit ISMS dan panduan tentang kompetensi auditor ISMS, sebagai tambahan dari panduan yang termuat dalam ISO 19011.

 

ISO/IEC TR 27008 Information technology — Security techniques — Guidelines for auditors on information security controls

Standar ini memberikan panduan dalam meninjau penerapan dan pengoperasian kontrol, termasuk pemeriksaan kesesuaian teknis dari kontrol sistem informasi, sesuai dengan standar keamanan informasi yang ditetapkan organisasi.

 

ISO/IEC 27013 Information technology — Security techniques — Guidance on the integrated implementation of ISO/IEC 27001 and ISO/IEC 20000-1 (sudah diadopsi menjadi SNI ISO/IEC 27013:2015 Teknologi informasi — Teknik keamanan — Pedoman penerapan terintegrasi SNI ISO/IEC 27001 dan SNI ISO/IEC 20000-1)

Standar ini memberikan panduan tentang penerapan terintegrasi dari ISO/IEC 27001 dan ISO/IEC 20000-1 untuk organisasi yang bermaksud untuk:

  1. Menerapkan ISO/IEC 27001 saat ISO/IEC 20000-1 sudah diterapkan, atau sebaliknya;
  2. Menerapkan ISO/IEC 27001 dan ISO/IEC 20000-1 bersama-sama;
  3. Mengintegrasikan sistem manajemen yang sudah ada dengan berbasis pada ISO/IEC 27001 dan ISO/IEC 20000-1.

Standar ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik dari karakteristik, persamaan, dan perbedaan dari ISO/IEC 27001 dan ISO/IEC 20000-1 kepada organisasi guna membantu perencanaan sistem manajemen terintegrasi yang sesuai dengan kedua standar tersebut.

 

ISO/IEC 27014 Information technology — Security techniques — Governance of information security

Standar ini memberikan panduan tentang prinsip dan proses untuk pengendalian keamanan informasi yang digunakan oleh organisasi untuk mengevaluasi, mengarahkan, dan memantau manajemen keamanan informasi.

Standar ini juga memberikan panduan bagi badan pemerintahan regulator mengenai prinsip dan proses pengendalian keamanan informasi, agar badan tersebut sanggup bertanggung jawab menjalankan fungsi pengawasan dari keamanan informasi sebagai bagian dari pemerintah.

 

ISO/IEC TR 27016 Information technology — Security techniques — Information security management — Organizational economics

Standar ini memberikan metodologi yang memampukan organisasi untuk secara ekonomis memahami dengan lebih baik tentang bagaimana cara menilai aset informasi yang telah teridentifikasi, menilai risiko potensial terhadap aset informasi tersebut, mengapresiasi nilai yang diberikan oleh kontrol perlindungan informasi kepada aset informasi, dan menentukan jumlah sumber daya yang optimal yang dapat digunakan untuk mengamankan aset informasi tersebut dengan lebih akurat.

 

ISO/IEC 27021 Information technology — Security techniques — Information security management — Competence requirements for information security management systems professionals

Lingkup: Standar ini menjelaskan persyaratan kompetensi untuk para profesional di bidang ISMS yang sedang memimpin maupun terlibat dalam menetapkan, menerapkan, memelihara, dan meningkatkan secara kontinyu satu atau lebih dari proses sistem manajemen keamanan informasi yang sesuai dengan ISO/IEC 27001:2013.

Standar ini ditujukan untuk:

  1. Individu yang hendak mendemonstrasikan kompetensi mereka sebagai profesional di bidang ISMS, atau mereka yang berkeinginan mengerti dan menyelesaikan komptensi yang diperlukan untuk bekerja di bidang ini, serta yang berkeinginan untuk memperluas pengetahuan mereka,
  2. Organisasi yang sedang mencari kandidat profesional ISMS potensial untuk menetapkan kompetensi yang diperlukan untuk posisi di peran yang terkait dengan ISMS,
  3. Badan yang mengembangkan sertifikasi untuk profesional ISMS, yang memerlukan badan pengetahuan (body of knowledge/BoK) untuk digunakan sebagai sumber pengujian, dan
  4. Organisasi pendidikan dan pelatihan seperti universitas dan institusi vokasi agar mereka dapat menyesuaikan silabus dan kursus mereka dengan persyaratan kompetensi untuk profesional ISMS.

 

Standar yang menjelaskan panduan untuk sektor spesifik:

ISO/IEC 27010 Information technology — Security techniques — Information security management for inter-sector and inter-organizational communications

Standar ini memberikan panduan tambahan di samping panduan yang dimuat dalam seri ISO/IEC 27000 untuk penerapan manajemen keamanan informasi di dalam komunitas yang berbagi informasi.

Standar ini dapat diterapkan di semua bentuk pertukaran dan pembagian informasi yang sensitif, baik publik maupun privat, national maupun internasional, di dalam industri atau sektor pasar yang sama atau antar-sektor. Secara khusus, standar ini dapat  diterapkan dalam pertukaran dan pembagian informasi terkait dengan penyediaan, pemeliharaan, dan perlindungan infrastruktur penting dari suatu organisasi atau negara.

 

ISO/IEC 27011 Information technology — Security techniques — Code of practice for information security controls based on ISO/IEC 27002 for telecommunications organizations

Standar ini memberikan panduan yang mendukung penerapan kontrol keamanan informasi di organisasi telekomunikasi sehingga memampukan organisasi telekomunikasi untuk memenuhi persyaratan dasar manajemen keamanan informasi terkait kerahasiaan, integritas, ketersediaan, dan properti/sifat keamanan lainnya yang relevan

 

ISO/IEC 27017 Information technology — Security techniques — Code of practice for information security controls based on ISO/IEC 27002 for cloud services

ISO/IEC 27017 memberikan panduan bagi penyedia jasa dan pelanggan cloud service untuk kontrol keamanan informasi yang dapat diterapkan dalam penyediaan dan penggunaan layanan berbasis awan/cloud service dengan cara memberikan:

  • Panduan penerapan tambahan untuk kontrol yang relevan sebagaimana ditentukan dalam ISO/IEC 27002;
  • Kontrol tambahan dan panduan penerapan untuk penyedia cloud servicedan pelanggan cloud service.

 

ISO/IEC 27018 Information technology — Security techniques — Code of practice for protection of personally identifiable information (PII) in public clouds acting as PII processors

ISO/IEC 27018 menetapkan tujuan kontrol yang umum diterima, kontrol dan panduan untuk penerapan tindakan guna melindungi Personally Identifiable Information/Informasi Identifikasi Pribadi (PII) sesuai dengan prinsip privasi di ISO/IEC 29100 tentang lingkungan komputasi awan publik.

Standar ini dapat diterapkan oleh organisasi, termasuk perusahaan pemerintah dan swasta, badan pemerintahan, dan organisasi nonprofit, yang memberikan layanan pemrosesan informasi sebagai pemroses PII melalui komputasi awan dan bekerja di bawah kontrak dengan organisasi lain.

 

ISO/IEC 27019 Information technology — Security techniques — Information security controls for the energy utility industry

ISO/IEC 27019  ini mencakup persyaratan untuk menyesuaikan penilaian risiko dan proses penanganan yang dijelaskan dalam ISO/IEC 27001:2013 yang berupa  panduan spesifik untuk kontrol keamanan informasi pada sektor industri utilitas energi, Selain itu, standar ini juga menjelaskan obyek dan tindakan pengamanan seperti yang dinyatakan dalam ISO/IEC 27002, tetapi  khusus untuk sektor industri utilitas energi.

Standar ini tidak berlaku untuk domain kontrol proses dalam fasilitas pembangkit listrik tenaga nuklir. Domain ini diatur dalam IEC 62645.

 

ISO 27799 Health informatics — Information security management in health using ISO/IEC 27002

Standar ini memberikan panduan penerapan untuk kontrol yang dijelaskan dalam ISO/IEC 27002, dan melengkapinya sehingga dapat digunakan secara efetif untuk mengelola keamanan informasi kesehatan.

ISO 27799 memberikan organisasi kesehatan suatu adaptasi dari panduan ISO/IEC 27002 yang spesifik untuk sektor industri kesehatan, dan bersifat melengkapi terhadap pemenuhan persyaratan dari ISO/IEC 27001:2013, Annex A. (RAP/nus)

Sumber: ISO/IEC. (2018). International Standard ISO/IEC 27000 Information technology — Security techniques — Information security management systems — Overview and vocabulary (5th ed.). Switzerland: Author.

Continue Reading

Seputar ISO 10004:2018 Quality Management – Customer Satisfaction – Guidelines for Monitoring and Measuring

ISO telah melakukan revisi secara bersamaan serangkaian standar internasional yang didedikasikan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan guna mendukung tujuan ISO 9001.

Standar tersebut adalah :

ISO 10001, Quality management – Customer satisfaction – Guidelines for codes of conduct for organizations (Sudah diadopsi menjadi SNI ISO 10001 dan sudah diterjemahkan)

ISO 10002, Quality management – Customer satisfaction – Guidelines for complaints handling in organizations (Sudah diadopsi menjadi SNI IS0 10002)

ISO 10003, Quality management – Customer satisfaction – Guidelines for dispute resolution external to organizations

ISO 10004, Quality management – Customer satisfaction – Guidelines for monitoring and measuring (Sudah diadopsi menjadi SNI ISO 10004 dan sudah diterjemahkan))

Masing-masing standar tersebut dapat diimplementasikan secara sendiri, namun juga dapat diterapkan secara terintegrasi. Keluaran dari proses berdasarkan ISO 10001, ISO 10002 dan ISO 10003 dapat digunakan sebagai masukan untuk pemantauan dan pengukuran kepuasan pelanggan.

ISO 10004 menyediakan panduan bagi organisasi dalam menetapkan proses yang efektif untuk pemantauan dan pengukuran kepuasan pelanggan.

Informasi yang diperoleh dari pemantauan dan pengukuran kepuasan pelanggan dapat membantu mengidentifikasi peluang peningkatan strategi organisasi, produk, jasa, proses dan karakteristik yang dinilai oleh pelanggan, dan dijadikan sasaran organisasi. Peningkatan tersebut dapat memperkuat kepercayaan pelanggan dan menghasilkan keuntungan komersial dan lainnya.

Hubungan dengan ISO 9001:2015

ISO 10004 jika diterapkan, dapat mendukung tujuan dari, ISO 9001 dengan cara memberikan panduan pemantauan dan pengukuran kepuasan pelanggan. Standar ini dapat membantu menangani pasal tertentu dalam ISO 9001 terkait kepuasan pelanggan, termasuk di antaranya:

  1. ISO 9001:2015, 4.3, ruang lingkup sistem manajemen mutu;
  2. ISO 9001:2015, 5.1.2, fokus pada pelanggan;
  3. ISO 9001:2015, 6.2.1, sasaran mutu;
  4. ISO 9001:2015, 8.2.1 c), komunikasi pelanggan;
  5. ISO 9001:2015, 9.1.2, kepuasan pelanggan;
  6. ISO 9001:2015, 9.1.3, evaluasi dan analisis;
  7. ISO 9001:2015, 9.3.2 c), masukan tinjauan manajemen;
  8. ISO 9001:2015, 10.1 peningkatan.

Standar ini dapat juga digunakan secara terpisah dari ISO 9001.

Dalam ISO 10004 dijelaskan bahwa dalam proses pendekatan untuk melakukan pemantauan dan pengukuran kepuasan pelanggan, sebaiknya didukung oleh manajemen puncak, kepemimpinan dan komitmen di seluruh organisasi.

Sasaran pemantauan dan pengukuran kepuasan pelanggan sebaiknya ditentukan sedemikian rupa sehingga pemenuhannya dapat diukur menggunakan indikator kinerja yang ditentukan oleh organisasi.

Dalam pelaksanaan pemantauan dan pengukuran kepuasan pelanggan (pasal 7), prinsip PDCA dan deskripsi INPUT-PROSES-OUTPUT berlaku juga yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

INPUT: Informasi terkait dengan kepuasan pelanggan

PROSES: Pengukuran kepuasan pelanggan

  • Pasal 7.2: Identifikasi pelanggan (Penjelasan di Lampiran C)
  • Pasal 7.3: Pengumpulan data kepuasan pelanggan (Dalam pasal ini dijelaskan antara lain penetapan karakteristik, indicator, metode pengumpulan data kepuasan pelanggan)
  • Pasal 7.4: Analisis data kepuasan pelanggan (Penjelasan antara lain mencakup metode analisa dan validasi analisa data, pelaporan hasil dan rekomendasi)
  • Pasal 7.5: komunikasi informasi kepuasan pelanggan (Informasi hasil Analisa data kepuasan pelanggan dokimunikasikan di dalam organisasi, agar dapat diambil suatu keputusan)
  • Pasal 7.6: Pemantauan kepuasan pelanggan (penetapan proses untuk pemantauan kepuasan pelanggan, untuk memastikan bahwa informasi yang dikumpulkan relevan dan digunakan secara efektif untuk mendukung sasaran organisasi. Panduan kegiatan untuk pemantauan disediakan dalam 7.6.2 hingga 7.6.5.)

OUTPUT: Tingkat kepuasan pelanggan

(Lihat : Gambar 1 — Pemantauan dan pengukuran kepuasan pelanggan)

Pasal 8 menjelaskan bahwa Organisasi sebaiknya secara berkala meninjau proses untuk pemantauan dan pengukuran kepuasan pelanggan, untuk memastikan bahwa proses ini efektif dan efisien serta menghasilkan informasi terkini, relevan dan bermanfaat.

Demikianlah sedikit uraian SNI ISO 10004. Untuk memperoleh informasi selengkapnya, tentang SNI tersebut, dapat di temukan di SISPK BSN (RAP/nus)

Continue Reading

SEPUTAR SNI ISO 21001

Organisasi Standardisasi Internasional (International Organization for Standardization/ISO) belum lama ini menerbitkan standar sistem manajemen baru ISO 21001:2018. Standar ini menjelaskan persyaratan sistem manajemen yang ditujukan khusus untuk organisasi pendidikan

SNI ISO 21001:2018 Organisasi Pendidikan – Sistem untuk organisasi pendidikan – Persyaratan dengan panduan penggunaan  merupakan standar yang diadopsi secara identik oleh BSN dari International Organization  Standardization (ISO) 21001:2018.

SNI ISO 21001:2018 memiliki 5 konsep utama, yaitu pemikiran berbasis risiko, pendekatan proses, siklus Plan-Do-Check-Act, prinsip manajemen, serta mengikuti struktur tingkat tinggi.

SNI ISO 21001:2018 memiliki  11 prinsip manajemen sebagai berikut:

1. Fokus pada pemelajar dan penerima manfaat lainnya;

2. Kepemimpinan visioner;

3. Keikutsertaan manusia;

4. Pendekatan proses;

5. Perbaikan;

6. Keputusan berbasis bukti;

7. Manajemen hubungan;

8. Tanggung jawab sosial;

9. Aksesibilitas dan keadilan;

10. Kode etik dalam pendidikan;

11. Keamanan dan perlindungan data.

Prinsip dari poin 1 sampai dengan  poin 7 sejalan dengan prinsip SNI ISO 9001:21015

Prinsip pada poin 8 sampai dengan 11 dapat dijelaskan sebagai berikut:

Prinsip 8 Tanggung jawab sosial

Adalah pernyataan Organisasi yang bertanggung jawab secara sosial berkelanjutan dan memastikan sukses jangka panjang.

Dasar pemikiran berlandaskan pada definisi tanggung jawab sosial dalam ISO 26000, organisasi pendidikan bertanggung jawab terhadap dampak dari keputusan dan kegiatannya terhadap masyarakat, ekonomi dan lingkungan, melalui transparansi dan perilaku etis yang:

– berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan, termasuk pendidikan berkualitas untuk semua, kesehatan dan keselamatan, serta kesejahteraan masyarakat;

– memperhitungkan harapan pihak berkepentingan;

– sesuai dengan hukum yang berlaku dan konsisten dengan norma perilaku internasional;

– diintegrasikan ke seluruh organisasi dan praktik dalam hubungannya.

Hal ini menyiratkan keinginan bisnis untuk memasukkan perhatian sosial dan lingkungan ke dalam kegiatan komersial (ekonomi) dan hubungannya dengan pihak berkepentingan.

Tindakan yang mungkin dilakukan termasuk:

– meningkatkan kepedulian dan membangun kompetensi untuk tanggung jawab sosial;

– memasukkan referensi cara untuk menerapkan tanggung jawab sosial ke dalam strategi organisasi;

– mengadopsi kode etik atau etika tertulis yang menentukan komitmen organisasi terhadap tanggung jawab sosial dengan mengartikan prinsip dan nilai ke dalam pernyataan perilaku yang sesuai;

– memastikan praktik manajemen yang mapan mencerminkan dan menangani tanggung jawab sosial organisasi;

– mengidentifikasi cara menerapkan prinsip tanggung jawab sosial dan subjek inti serta isu untuk berbagai bagian organisasi;

– memperhitungkan tanggung jawab sosial ketika menjalankan operasi organisasi;

– memasukkan tanggung jawab sosial ke dalam fungsi dan proses organisasi, seperti praktik pembelian dan investasi, manajemen sumber daya manusia.

Prinsip 9 Aksesibilitas dan keadilan

Merupakan pernyataan organisasi yang sukses bersifat inklusif, fleksibel, transparan, dan akuntabel, untuk menangani pemelajar individu dan berkebutuhan khusus, minat, kemampuan, dan latar belakang.

Dasar pemikirannya adalah bahwa organisasi pendidikan perlu memastikan bahwa kumpulan orang yang lebih luas dapat memiliki akses ke produk dan layanan pendidikan, tergantung pada kendala dan sumber daya mereka. Mereka juga perlu memastikan bahwa semua pemelajar dapat menggunakan dan mendapat manfaat dari produk dan layanan tersebut secara adil.

Tindakan yang mungkin dilakukan termasuk:

– memperkenalkan pembelajaran, pembelajaran berpusat pada pemelajar (learner-centered learning), dan pengajaran;

– bekerja dengan organisasi masyarakat untuk meningkatkan daya tarik produk dan layanan pendidikan;

– mengumpulkan data tentang akses, partisipasi dan penyelesaian pemelajar dengan latar belakang yang berbeda, digunakan untuk memberdayakan pengambilan keputusan;

– memberikan dukungan budaya, bahasa, psikologis, pendidikan dan lainnya yang diperlukan kepada pemelajar untuk membantu kinerja mereka.

Prinsip 10  Perilaku etis dalam pendidikan

Pernyataan Perilaku etis berkaitan dengan kemampuan organisasi untuk menciptakan lingkungan profesional yang etis di mana semua pihak berkepentingan ditangani secara adil, konflik kepentingan dihindari, dan kegiatan dilakukan untuk kepentingan masyarakat.

Dasar pemikiran untuk mencapai sukses berkelanjutan, organisasi perlu memproyeksikan citra integritas (kejujuran dan keadilan) dalam berurusan dengan semua pihak berkepentingan. Staf organisasi sebaiknya mempertahankan standar profesionalisme tertinggi dalam semua urusan.

Tindakan yang mungkin dilakukan termasuk:

– melembagakan kebijakan perilaku etis organisasi, untuk dipatuhi semua anggota organisasi;

– menyelaraskan semua kebijakan dengan prinsip etis;

– memasukkan etika sebagai masukan tinjauan manajemen;

– mengikuti pedoman etika untuk penelitian dan menerapkan struktur yang sesuai untuk melakukannya;

– pelatihan kesadaran (awareness training) tentang manfaat perilaku etis;

– melembagakan sistem disiplin untuk pelanggaran aturan perilaku etis;

– mendorong staf untuk melaporkan perilaku tidak etis kepada manajer;

– melembagakan tindakan untuk menghindari suap dan konflik kepentingan;

Untuk menumbuhkan perilaku etis dalam pendidikan, SNI ISO 37001:2016 Sistem manajemen anti penyuapan – Persyaratan dengan panduan penggunaan, yang diadopsi secara identik dari ISO 37001:2016 Anti-bribery management systems – Requirements with guidance for use, dan ditetapkan oleh BSN tahun 2016 dapat digunakan sebagai acuan

Prinsip 11 Keamanan dan perlindungan data

Organisasi pendidikan harus menciptakan lingkungan di mana semua pihak berkepentingan dapat berinteraksi dengan organisasi pendidikan dan berkeyakinan penuh bahwa mereka mempertahankan kendali atas penggunaan data pihak berkepentingan , serta organisasi pendidikan akan memperlakukan data mereka dengan perhatian dan kerahasiaan yang sesuai.

Dasar pemikiran atas prinsip tersebut adalah bahwa organisasi pendidikan yang sukses akan menciptakan kepercayaan diri dengan memastikan kerahasiaan, integritas dan ketersediaan data dengan mengidentifikasi ancaman dan kerentanan dari kegiatan, dan menetapkan kendali untuk mencegah dan memitigasi ancaman dan kerentanan tersebut

Tindakan yang mungkin dilakukan termasuk:

– menetapkan, menerapkan dan memelihara kebijakan keamanan data yang menguraikan peran, tanggung jawab, dan wewenang sehubungan dengan keamanan data;

– menetapkan, menerapkan dan memelihara aturan mengenai kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan data;

– mempublikasikan kebijakan yang jelas kepada pihak berkepentingan tentang bagaimana organisasi menangani data mereka;

– membangun sistem cadangan multi-tahap, sistem ketersediaan berkelanjutan dan sistem pemulihan untuk data;

– mengidentifikasi ancaman dan kerentanan terkait keamanan data dan menetapkan kendali untuk memitigasi;

– mengedukasi pemelajar, staf, dan pihak berkepentingan lain tentang cara memastikan privasi dan keamanan data, serta tentang cara menghindari potensi ancaman terhadap keamanan data dan cara memitigasi ini.

Untuk mengembangkan sistem keamanan  dan perlindungan data, organisasi dapat menerapkan SNI ISO/IEC 27001:2013, Teknologi informasi – Teknik keamanan – Sistem manajemen keamanan informasi – Persyaratan, yang telah diadopsi  secara identik dari ISO/IEC 27001:2013 Information technology — Security techniques — Information security management systems — Requirements, dan ditetapkan oleh BSN tahun 2016

Dalam SNI ini, disebutkan bahwa organisasi pendidikan adalah organisasi yang menyediakan produk pendidikan dan layanan pendidikan.

Layanan pendidikan adalah suatu proses yang mendukung akuisisi dan pengembangan kompetensi pemelajar melalui pengajaran, pembelajaran atau penelitian

Sedangkan produk pendidikan adalah sumber pembelajaran barang berwujud atau tidak berwujud yang digunakan dalam dukungan pedagogis dari layanan pendidikan. Produk pendidikan dapat berupa fisik atau digital dan dapat mencakup buku teks, buku kerja, lembar kerja, obyek manipulatif (misal: balok, manik-manik), flashcards , workshop pendidik, non-fiksi, buku, poster, permainan pendidikan, aplikasi , situs web, perangkat lunak, kursus daring, buku kegiatan, novel grafis, buku referensi, DVD, CD, majalah dan terbitan berkala, panduan belajar, panduan pendidik, laboratorium, model, film, acara televisi, webcast, podcast, peta dan atlas, standar, spesifikasi teknis, dan studi kasus.

Produk pendidikan tersebut dapat dihasilkan oleh pihak manapun, termasuk pemelajar.

Mengingat dampak dan dampak potensial dari kebutuhan dan harapan pihak berkepentingan terhadap kemampuan organisasi pendidikan untuk secara konsisten dan berkelanjutan menyediakan produk dan layanan pendidikan, maka organisasi pendidikan harus menentukan:

a) siapa saja pihak berkepentingan yang relevan dengan SMOP; dan

b) persyaratan yang relevan dari pihak berkepentingan.

Pihak berkepentingan harus mencakup:

1. pemelajar;

2. penerima manfaat lain;

3. staf organisasi.

Dalam menentukan persyaratan produk dan layanan pendidikan yang ditawarkan pada pemelajar atau penerima manfaat lain, organisasi pendidikan harus memastikan persyaratan produk dan layanan pendidikan yang ditetapkan termasuk (Lihat Pasal 8.2.1):

1. yang dianggap perlu oleh organisasi karena kebijakan dan rencana strategis;

2. yang dihasilkan dari analisis kebutuhan yang dilakukan untuk menentukan persyaratan pemelajar (saat ini dan yang akan datang) dan penerima manfaat lain, khususnya yang berkebutuhan khusus;

3. yang dihasilkan dari tuntutan dan perkembangan internasional;

4. yang dihasilkan dari pasar tenaga kerja;

5. yang dihasilkan dari penelitian;

6. persyaratan kesehatan dan keselamatan yang berlaku.

Hasil atau keluaran dari SMOP adalah Kepuasan pemelajar dan penerima manfaat lain serta produk dan layanan. (RAP/nus)

 

Continue Reading

DPW Mastan Jatim Gelar Workshop SNI ISO 21001:2018

Surabaya. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim membuat gebrakan di bidang pendidikan Indonesia dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan sesuai dengan standar dan menyederhakan aturan standar pendidikan. Standar yang tepat untuk diterapkan di dunia pendidikan Indonesia adalah SNI ISO 21001:2018 Sistem Manajemen Organisasi Pendidikan (Educational Organization Management System – EOMS).
Ketua Umum Masyarakat Standardisasi Indonesia (Mastan) Supandi, menjelaskan bahwa SNI ISO 21001:2018 fokus interaksi antara lembaga pendidikan, pelajar dan pemangku kepentingan lainnya. Organisasi pendidikan akan mendapatkan manfaat berupa pengalaman pendidikan yang memberikan dampak positif, relevan dan selaras dengan visi misi organisasi. “Dengan menerapkan standar ini, dapat meningkatkan pendidikan yang lebih baik” ujar Supandi saat membuka workshop. (Kamis, 6/2/2020)
Arah dari SNI ISO 21001:2018 adalah pada penerapan Sistem Manajemen Organisasi Pendidikan (EOMS) yang efisiensi dalam membangun sistem. Tujuannya untuk meningkatkan kepuasan peserta didik dan pemangku kepentingan lainnya. Melalui penerapan yang terintegrasi antara stakeholder dengan SNI ISO 21001:2018, akan membantu membangun sektor pendidikan yang kuat dan memberikan pengaruh positif pada pembangunan SDM yang unggul. “Standar ini sesuai dengan keinginan Presiden Joko Widodo, SDM unggul fondasi Indonesia Maju” kata Supandi.
Kondisi saat ini masih banyaknya perguruan tinggi atau lembaga pendidikan masih menggunakan SNI ISO 9001:2015. Dengan telah ditetapkannya SNI ISO 21001:2018 oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN) maka diharapkan semua lembaga pendidikan dapat menerapkan standar tersebut. Karena standar SNI ISO 21001:2018 sejalan dengan SNI ISO 9001:2015 sehingga tidak perlu khawatir untuk transisi ke standar tersebut.
Perbedaan utama dalam SNI ISO 9001:2015 dengan SNI ISO 21001:2018 yakni tingkat kepuasan. Apabila SNI ISO 9001:2015 bisa diterapkan untuk semua organisasi dan fokus kepala kepuasan pelanggan. Sedangkan SNI ISO 21001:2018 khusus untuk organisasi pendidikan serta fokus kepada kepuasan peserta didik dan pengambil manfaat lainnya.
Workshop Sehari SNI ISO 21001:2018 Standar Sistem Manajemen untuk Lembaga Pendidikan ini dibuka oleh Ketua Umum Mastan DPN Pusat Supandi, dan dihadiri oleh Ketua DPW Mastan Jatim Sofie Kusminarsih, Narasumber Praktisi Pendidikan Dosen Ubaya M. Rosiawan, dan dihadiri sekitar 30 orang peserta yang tersebar di Jawa Timur dan sekitarnya. Diharapkan setelah workshop ini peserta dapat menerapkan SNI ISO 21001:2018 di tempatnya masing-masing. (rmy/klt_sby)

Continue Reading

Sosialisasi Standardisasi Pada IKM

Dalam kegiatan perluasan penerapan standar produk industri manufactur Kabupaten Sampang, Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kab. Sampang bekerjasama dengan DPW Jatim mengadakan sosialisasi implementasi penerapan standardisasi pada IKM di Kab. Sampang Madura.

Sosialisasi ini dilaksanakan pada tanggal 9 – 11 Juli 2018 bertempat di Hotel Panglima, Sampang, Madura.

Sofie Kusminarsih selaku Ketua DPW Jatim sekaligus narasumber dalam sosialisasi tersebut menyampaikan bahwa sosialisasi ini bermanfaat bagi IKM khususnya di Kab. Sampang karena para peserta diberikan pengenalan standardisasi TQM, SNI dan ISO serta implementasi penerapannya pada IKM, juga pelatihan pembuatan manual mutu IKM berbasis SNI ISO 9001:2015.

Continue Reading

Nota Kesepahaman Mastan dengan BAPPEDA Kab. Madiun

Ketua Umum MASTAN, Ir. Supandi, MM pada Selasa, 17 Oktober 2017 berkunjung ke BAPPEDA Kab. Madiun, yang ditemui langsung oleh Kepala BAPPEDA Ir. Edy Bintardjo, MTP.

 

 

 

 

Lawatan Ketua Umum kali ini sekaligus membicarakan tentang program pengembangan kegiatan-kegiatan di bidang standardisasi dan penilaian kesesuaian di wilayah Jawa Timur khususnya Kabupaten Madiun.
Program tersebut sekaligus diwujudkan dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara MASTAN dan BAPPEDA Kab. Madiun.

Telah disetujui oleh kedua belah pihak bahwa lingkup Nota Kesepahaman meliputi :
1. Standardisasi mutu pelayanan kembaga /instansi di lingkup pemerintah kabupaten Madiun
2. Pendampingan dalam penerapan standardisasi Produk, Proses, Sumber Daya Manusia (SDM) pada sektor UKM/IKM/Wisata unggulan Kabupaten Madiun
3. Pendampingan perumusan Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) terkait produk UKM/IKM/Wisata unggulan daerah Kabupaten Madiun
4. Pelayanan informasi tentang Standar Nasional Indonesia (SNI) sesuai dengan kebutuhan daerah

Dengan adanya Nota Kesepahaman tersebut diharapkan sektor UKM/IKM/Wisata unggulan Kabupaten Madiun semakin maju dan berkembang dengan pendampingan dalam penerapan standardisasi oleh MASTAN dan kerjasama semua pihak terkait.

(msi)

Continue Reading

Standar sedotan minuman

Standardisasi Sedotan Minuman
Berwarna-warni, bermanfaat dan menyenangkan, anak dan orang dewasa menyenangi benda tersebut. Miliaran sedotan minuman yang diproduksi setiap tahun,  penggunaannya di seluruh dunia. Namun demikian, sedotan plastik (polypropylene) tidak pernah menjadi subjek dalam standar dan spesifikasi.

gambar sedotanISO menerbitkan standar baru yaitu, ISO 18188: 2016, Specification of polypropylene drinking straws. Standar tersebut memberikan persyaratan umum untuk dimensi dan sifat kinerja sedotan plastik. Hal ini akan membantu produsen untuk dapat menghasilkan produk secara konsisten dan berkualitas.

Manusia pertama yang menggunakan sedotan adalah orang Sumeria pada milenium ke empat SM, yang mungkin digunakan untuk minum bir. Sedotan terbuat dari emas dan batu mulia jenis lapis lazuli berwarna biru. Sementara itu, sedotan yang lain  terbuat dari kertas atau rumput.

Saat ini, sedotan terbuat dari plastik dan digunakan untuk minum berbagai berbagai jenis minuman. Apakah minuman berupa jus buah dalam karton, koktail di gelas atau milkshake, sedotan memiliki bentuk yang berbeda sesuai tempat dan jenis minuman, yang diatur dalam standar. ISO 18188 mencakup sifat sedotan, seperti: kelurusan, fleksibilitas, dapat diperpanjang, berbentuk sendok ditujukan untuk minuman padat dan lembek, atau dengan ujung yang tajam ditujukan untuk penyisipan melalui wadah yang tertutup dengan lem (film-sealed). Semua bentuk sedotan tersebut spesifikasikan dengan tepat.

Standar ini menetapkan bahwa plastik sebagai bahan baku harus sesuai dengan persyaratan tentang kontak bahan terhadap makanan atau minuman. Sedotan plastik harus menunjukkan ketahanan terhadap suhu panas dan dingin dan membengkok tanpa pecah.

ISO 18188 disusun oleh ISO technical committee ISO/TC 61, Plastics, Subcommittee SC 11, Products, yang sekretariatnya berada di JISC, yang merupakan anggota ISO dari Jepang.

ISO 18188:2016 dapat diperoleh di BSN sebagai anggota ISO.
(Ditulis oleh Sandrine Tranchard pada 3 Februari 2016. Communication and Content Strategies.ISO)

Continue Reading

ISO 26000 dan Sustainable Development Goals (SDG)

Agenda Pembangunan berkelanjutan pasca 2015 : Hubungan antara Panduan ISO 26000 untuk tanggung jawab sosial dan pembangunan berkelanjutan

Konsep pembangunan berkelanjutan dan tanggung jawab sosial sering digunakan secara bergantian. Pembangunan berkelanjutan mengacu pada tujuan ekonomi, sosial dan lingkungan bagi semua orang, sedangkan tanggung jawab sosial mengacu pada tanggung jawab organisasi untuk masyarakat dan lingkungan. Jadi ketika sebuah
organisasi memutuskan untuk melakukan dan melaksanakan tanggung jawab sosial, secara menyeluruh, tujuannya adalah untuk memberikan kontribusi terhadap pembangunan yang berkelanjutan (Rosenfeld dan Martínez. ISOfocus)

ISO 26000 memberikan pedoman bagaimana bisnis dan organisasi agar dapat beroperasi dalam cara yang bertanggung jawab secara sosial. ISO 26000 menjelaskan apa yang dimaksud dengan tanggung jawab sosial, membantu bisnis dan organisasi menerjemahkan prinsip tanggungjawab sosial ke dalam tindakan efektif dan berbagi praktik pengalaman terbaik antar organisasi di seluruh dunia yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial.
Standar ISO dirancang untuk membantu organisasi berkontribusi dalam pembangunan berkelanjutan dan mendorong organisasi untuk berkegiatan yang melampaui kepatuhan hukum dasar (to go beyond basic legal compliance), serta untuk mempromosikan pemahaman umum di bidang tanggung jawab sosial, melengkapi instrumen dan inisiatif lain yang sudah ada.

Sementara itu, Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030 yang memiliki 17 sasaran Sustainable Development Goals (SDGs), untuk mengakhiri kemiskinan, melawan ketidaksetaraan dan ketidakadilan, serta mengatasi perubahan iklim pada tahun 2030. Ke 17 (tujuh belas) sasaran seperti pada gambar di bawah ini :

Sumber : http://www.undp.org/content/undp/en/home/sdgoverview/post-2015-development-agenda.html

Sumber : http://www.undp.org/content/undp/en/home/sdgoverview/post-2015-development-
agenda.html

Bagaimana ISO 26000 memberikan peluang atau sinergi yang nyata dalam pembangunan berkelanjutan?
Dalam pedoman ISO 2600, sebagian besar isu tanggungjawab sosial yang dicakup dalam ISO 26000 juga dicakup dalam pembangunan berkelanjutan, seperti dampak lingkungan dan hak asasi manusia.
Dapat dikatakan bahwa ISO 26000 memiliki lingkup yang lebih luas dibandingkan dengan standar tentang pembangunan berkelanjutan. ISO telah melakukan analisis untuk mengkaji peluang dan sinergi ke dua standar tersebut dengan cara membandingkan target SDGs dan ISO 26000

Salah satu contoh, dalam isu kesertaraan gender, ISO 26000 menyebutkan “Kesetaraan gender dan tanggung jawab sosial”, sementara itu, SDGs hanya mencakup tujuan yang berdiri sendiri pada kesetaraan dan pemberdayaan perempuan dan anak perempuan. Dalam ISO 26000, organisasi harus meninjau keputusan dan kegiatan mereka untuk yang paling komprehensif namun ringkas dan mudah
untuk organisasi yang ingin berkontribusi dalam pembangunan berkelanjutan. ISO 26000 memungkinkan kemitraan antara pemerintah, sektor swasta dan masyarakat sipil. Ini akan menjadi kunci untuk memastikan SDGs terpenuhi dan keberlanjutan planet kita dijamin.

Referensi:
1. ISO Focus No. 114
2. Sustainable Development Goals (SDGs). http://www.undp.org/content/undp/en/home/sdgoverview/post-2015-development-agenda.html

Continue Reading

INFO SINGKAT STANDARDISASI

Februari 2015

INFO SINGKAT STANDARDISASI ini diperuntukkan bagi anggota MASTAN agar dapat mengikuti informasi tentang standardisasi. Informasi yang dicakup dalam INFO SINGKAT STANDARDISASI diperoleh dari publikasi lembaga standardisasi internasional seperti ISO, IEC serta CODEX. Selain itu juga, diambil dari publikasi lembaga standar mancanegara seperti BSI, DIN, ANSI. Atau juga asosiasi seperti ASTM. INFO SINGKAT STANDARDISASI juga menginformasikan kegiatan standardisasi di Indonesia, terutama dalam hal perumusan dan penerapan SNI.

Frekuensi publikasi INFO SINGKAT STANDARDISASI irregular disesuaikan dengan kebutuhan penyampaian informasi standardisasi bagi anggota MASTAN.

INFO SINGKAT STANDARDISASI ini disusun dengan tujuan untuk mendekatkan informasi standardisasi bagi anggota MASTAN, sehingga dengan demikian anggota MASTAN dapat memberikan kontribusi dalam kegiatan standardisasi secara tepat.

BERITA STANDAR LINGKUNGAN

Mengawali tersusunnya INFO SINGKAT STANDARDISASI, informasi yang akan disajikan adalah informasi yang terkait dengan standar manajemen pengelolaan lingkungan. Lembaga sandar internasional ISO, pada tahun 2014 sedang mempersiapkan revisi dri ISO 14001.

ISO telah melakukan survei tentang 14001 yang hasil surveinya digunakan sebagai masukan dalam proses revisi ISO 14001. Dari hasil survei diperoleh tanggapan tentang isu yang memerlukan perhatian, yaitu : 1. Pengendalian dan pengurangan polusi; 2. Strategi untuk efisiensi pemanfataan sumber daya serta pengurangan sampah dan polusi; dan 3. Identifikasi dan evaluasi aspek lingkungan terkait siklus hidup produk dan jasa.

ISO 14001 telah telah sampai pada Final Draft International Standard (FDIS) dengan memperoleh persetujuan 92% pada akhir th 2014.

Versi baru ISO 14001 akan melihat lebih fokus pada:

  1. Pengelolaan lingkungan strategis
  2. kepemimpinan
  3. Melindungi lingkungan
  4. kinerja lingkungan
  5. Pemikiran terhadap siklus kehidupan

ISO 14001 pada tahap FDIS ini berarti bahwa para ahli melakukan revisi standar berdasakan semua masukan yang diterima selama konsultasi publik pada tahap sebelumnya, yaitu (DIS) pada pertemuan yang akan diselenggarakan tanggal 02-07 Februari 2015 di Tokyo. Hasilnya akan menjadi rancangan akhir, yang akan diajukan untuk pemungutan suara. Setelah disetujui, standar akan dipublikasikan. Versi baru ini diharapkan dapat dipubilkasikan pada akhir 2015.

Bagi anggota MASTAN yang menginginkan artikel aslinya dapat membuka website ISO (www.iso.org)

Sekretariat MASTAN
Sekretariat : Gedung 1 BPPT, Lantai 13,
Jl. M. H. Thamrin No.8 Kebon Sirih, Jakarta Pusat 10340
Telp. +62 21 3927422/3927433;
Fax . +62 21 3927527/3927528
Website : https://mastan.or.id, E-mail : mastan@bsn.go.id ; direks.mastan@bsn.go.id

Continue Reading